Tuesday, June 2, 2015

Penderitaan yesus

“Karena Begitu besar Kasih Allah akan dunia ini, sehingga IA mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya barang siapa yang percaya pada Dia tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3 16)

Jikalau hari ini ada orang bertanya kepada kita, begitu gampangkah kita diselamatkan oleh Tuhan Yesus, hanya dengan percaya kepada-Nya saja! Sudah cukupkah itu? Maka jawaban kita yang paling tegas itu adalah, “Ya”? Tetapi permisi tanya lagi mengapa bisa segampang itu? Jawabannya adalah, karena yang sulitnya sudah dikerjakan oleh Tuhan Yesus melalui kematian-Nya di atas Kayu salib di bukit Golgota. 

Terlepas dari perdebatan dan protes orang-orang Yahudi terhadap filmnya Mel Gibson, “The Passion Of The Christ, kemudian dilanjutkan dengan perdebatan-perdebatan para hamba Tuhan baik di Indonesia maupun yang di luar negeri, baik yang sudah ataupun yang belum menonton film tersebut. Penderitaan Tuhan Yesus adalah fakta sejarah yang tidak dapat kita pungkiri dan ALkitab kita tidak pernah menyembunyikan hal ini. 

Bagi orang-orang yang sudah mengalami kasih Kristus itu ia boleh merasakan bahwa sesungguhnya penderitaan Yesus Kristus itu sangat berarti dalam hidupnya, namun bagi mereka yang belum mengalamai Kasih Kristus itu, mungkin ia akan mencemoohnya dengan mengatakan “ mengapa Tuhan Yesus begitu “bodoh”, harus dibantai habis-habisan dan disalibkan?? Pertanyaan ini akan terjawab, apabila orang tersebut mau mengakui bahwa sesungguhnya ia adaalh manusia yang berdosa juga, yang pantas mendapat hukuman , namun karena Tuhan kita Kasih dan Adil, IA mengutus Anak-Nya satu-satunya , menggntikan kita untuk menerima hukuman itu, sehingga sekarang yang dihukum adalah Tuhan Yesus, sedangkan manusia yang percaya bebas dari hukuman tersebut. 

Timbul pertanyaan sekarang, bagaimana kita menjelaskan kepada orang lain bahwa kematian Tuhan Yesus suatu yang tidak sia-sia? Lalu kalau memang bermakna, maka apa maknanya? Hari ini kita akan melihat tiga makna Penderitaan Tuhan Yesus bagi kita:

I. PENDERITAAN TUHAN YESUS MEMBEBASKAN MANUSIASejak Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, maka semua manusia di dunia ini sudah tercemar oleh dosa. Hubungan manusia dengan Alllah terputus, manusia diikat oleh kuasa dosa, dan siap-siap menghadapi hukuman dari Allah. Rasul Paulus mengatakan “ Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” Namun Allah itu mengasihi umat manusia, bagaimanapun keadaannya, manusia adalah ciptaan-Nya. Bagaimanapun keadaan manusia, manusia itu ciptaan-Nya. Ia seperti seorang bapa yang mengasihi anak-anaknya, walaupun anaknya itu kadang kala jahat sekali. Itulah sebabnya Allah merancang suatau karya besar yakni jalan keselamatan bagi umat manusia.

Yohanes 3 :16 mencatat bahwa “Karena begitu besar kasih Allah, maka IA mengaruniakan AnakNya yang Tunggal” . Rancangan Alalh yang terbesar ini adalah IA mengirim Anak-Nya, sebagai manusia seutuhnya dan juga Tuhan seutuhnya yakni Yesus sebagai penyelamat manusia. Dan Yesus yang dikirim itu harus mati di atas kayu salib untuk menggantikan kita, sehingga kita yang seharusnya menjalankan hukuman itu, saat ini tidak lagi. 

Memang tidak gampang menggantikan umat manusia itu, Yesus berhadapan dengan kayu salib. Biasanya orang yang hendak disalibkan itu terlebih dahulu disiksa dengan cambuk. Korban ditelanjangi, tangannya diikat ke belakang, lalu ia diikat lagi pada suatu tonggak dengan punggungnya dibungkukkan sehingga terbuka terhadap cambuk. Nah, cambuk itu sendiri adalah suatu tali yang terbuat dari kulit yang panjang, yang ditaburi dengan potongan-potongan tulang dan butiran-butiran timah yang sangat runcing, and bentuknya tidak merata. Pemcambukan seperti itu dilakukan terlebih dahulu sebelum orang tersebut disalib, sehingga menjadikan tubuh orang tersebut seperti dikuliti dan berupa cabikan-cabikan daging mentah, dan bilur-bilur yang meradang dan berdarah. Ada orang yang tidak kuat terhadap keadan ini akan mati sebelum disalibkan, biasanya sedikit orang yang sadar sehabis pencambukan itu. 

Di Malaysia atau negara lain kalau seseorang dicambuk dengan cambuk yang biasa saja, maka itu sudah merupakan penderitaan dan penyiksaan yang hebat. Apalagi kalau seseorang dicambuk dengan cambuk Romawi. Pada saat cambuk itu dicambukkan ke punggung yang sudah ditelanjangi, maka benda-benda tajam yang ada pada cambuk itu menancap di punggung dan menggoresnya, mengirisnya; itu baru cambukkan yang pertama. Pada saat cambukan yang kedua diberikan, maka bisa saja benda-benda tajam pada cambuk itu menancap persis pada bagian yang sudah terluka atau teriris oleh cambukkan pertama tadi. Tentu ini juga memperdalam luka. Demikian seterusnya sampai pada punggung yang dicambuki itu secara hurufiah hancur luluh, menjadi seperti pita-pita, seperti bubur, dan organ tubuh bagian dalam terlihat jelas. Belum lagi ada tambahan secara khusus di kepala Tuhan Yesus dipasangi sebuah mahkota berduri, walaupun tujuannya hanya untuk mengejek, namun karena ada durinya, tentu cukup menyakitkan. Satu-satunya yang enak bagi orang yang dicambuk seperti itu adalah keadaan ini dapat mempercepat kematiannya.

No comments:

Post a Comment